Header Ads

test

ANTRAKS


ANTRAKS

Antraks adalah penyakit menular akut dan sangat mematikan yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis dalam bentuknya yang paling ganas. Antraks bermakna "batubara" dalam bahasa Yunani, dan istilah ini digunakan karena kulit para korban akan berubah hitam. Antraks paling sering menyerang herbivora-herbivora liar dan yang telah dijinakkan. Penyakit ini bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia, namun tidak dapat ditularkan antara sesama manusia.

Faktor virulensi
Faktor virulensi dari penyakit ini disebabkan oleh B. anthracis yang berasal dari kapsul dan toksin. Kapsul dari B. anthracis terdiri dari poly D-glutamic acid yang tidak berbahaya (non toksik) bagi dirinya sendiri. Kapsul ini dihasilkan oleh plasmid pX02 dan berfungsi untuk melindungi sel dari fagositosis dan lisis. Toksin yang dihasilkan oleh B. anthracis berasal dari plasmid pX01 yang memiliki AB model (activating dan binding). Toksin dari B. anthracis terdiri dari tiga jenis, yaitu protective antigen (PA) yang berasal dari kapsul poly D- glutamic acid, edema factor (EF), dan lethal factor (LF). Ketiga toksin ini tidak bersifat racun secara individual, namun dapat bersifat toksik bahkan letal jika ada dua atau lebih. Toksin PA dan LF akan mengakibatkan aktivitas yang letal, EF dan PA akan mengakibatkan penyakit edema (nama lain dari penyakit anthrax), toksin EF dan LF akan saling merepresi (inaktif), sedangkan jika ada ketiga toksin tersebut (PA, LF, dan EF), maka akan mengakibatkan edema, nekrosis dan pada akhirnya mengakibatkan kematian (letal).

Bila spora antraks masuk ke dalam tubuh dan kemudian sudah tersebar di dalam peredaran darah, akan tercipta suatu mekanisme pertahanan dari sel darah putih, namun sifatnya hanya sementara. Setelah spora dari pembuluh darah terakumulasi dalam sistem limpa, maka infeksi akan mulai terjadi. Racun dari toksin yang dihasilkan oleh sel vegetatif tersebut akan mengakibatkan perdarahan internal (internal bleeding) sehingga mengakibatkan kerusakan pada beberapa jaringan bahkan organ utama. Jika racun dari toksin tersebut telah tersebar, maka antibiotik apapun tidak akan berguna lagi.

Penularan dan gejala
Manusia dapat terinfeksi bila kontak dengan hewan yang terkena anthraks, dapat melalui daging, tulang, kulit, maupun kotoran. Meskipun begitu, hingga kini belum ada kasus manusia tertular melalui sentuhan atau kontak dengan orang yang mengidap antraks

Infeksi antraks jarang terjadi namun hal yang sama tidak berlaku kepada herbivora-herbivora seperti ternak, kambing, unta, dan antelop. Antraks dapat ditemukan di seluruh dunia. Penyakit ini lebih umum terjadi di negara-negara berkembang atau negara-negara tanpa program kesehatan umum untuk penyakit-penyakit hewan. Beberapa daerah di dunia seperti (Amerika Selatan dan Tengah, Eropa Selatan dan Timur, Asia, Afrika, Karibia dan Timur Tengah) melaporkan kejadian antraks yang lebih banyak terhadap hewan-hewan dibandingkan manusia.

Antraks biasa ditularkan kepada manusia disebabkan pengeksposan kepada hewan yang sakit atau hasil ternakan seperti kulit dan daging, atau memakan daging hewan yang tertular antraks. Selain itu, penularan juga dapat terjadi bila seseorang menghirup spora dari produk hewan yang sakit misalnya kulit atau bulu yang dikeringkan. Pekerja yang tertular kepada hewan yang mati dan produk hewan dari negara di mana antraks biasa ditemukan dapat tertular B. anthracis, dan antraks dalam ternakan liar dapat ditemukan di Amerika Serikat. Walaupun banyak pekerja sering tertular kepada jumlah spora antraks yang banyak, kebanyakan tidak menunjukkan simptom.

Penjangkitan
Antraks dapat memasuki tubuh manusia melalui usus, paru-paru (dihirup), atau kulit (melalui luka). Antraks tidak mungkin tersebar melalui manusia kepada manusia.

Bakteri B. anthracis ini termasuk bakteri gram positif, berbentuk basil, dan dapat membentuk spora. Endospora yang dibentuk oleh B. anthracis akan bertahan dan akan terus berdormansi hingga beberapa tahun di tanah. Di dalam tubuh hewan yang saat ini menjadi inangnya tersebut, spora akan bergerminasi menjadi sel vegatatif dan akan terus membelah di dalam tubuh. Setelah itu, sel vegetatif akan masuk ke dalam peredaran darah inangnya. Proses masuknya spora anthrax dapat dengan tiga cara, yaitu :

inhaled anthrax, di mana spora anthrax terhirup dan masuk ke dalam saluran pernapasan.
cutaneous anthrax, di mana spora anthrax masuk melalui kulit yang terluka. Proses masukkanya spora ke dalam manusia sebagian besar merupakan cutaneous anthrax (95% kasus).
gastrointestinal anthrax, di mana daging dari hewan yang dikonsumsi tidak dimasak dengan baik, sehingga masih megandung spora dan termakan.
Gejala
Beberapa gejala-gejala antraks tipe pencernaan adalah mual, pusing, muntah, tidak nafsu makan, suhu badan meningkat, muntah berwarna coklat atau hitam, buang air besar berwarna hitam, sakit perut yang sangat hebat (melilit). Sedangkan, gejala antraks tipe kulit ialah bisul merah kecil yang nyeri. Kemudian lesi tadi membesar, menjadi borok, pecah dan menjadi sebuah luka. Jaringan di sekitarnya membengkak, dan lesi gatal tetapi agak terasa sakit. Antraks terjadi setelah mengomsumsi daging yang terkena antraks. Daging yang terkena antraks mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: berwarna hitam, berlendir, dan berbau.

Penanganan
Secara umum, perawatan untuk penyakit antrraks dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik, biasanya penisilin, yang akan menghentikan pertumbuhan dan produksi toksin. Pemberian antitoksin akan mencegah pengikatan toksin terhadap sel. Terapi tambahan, seperti sedation (pemberian obat penenang). Namun, pada level toksin sudah menyebar dalam pembuluh darah dan telah menempel pada jaringan maka toksin tidak dapat dinetralisasi dengan antibiotik apapun. Walaupun dengan pemeberian antitoksin, antibiotik, atau terapi, pasien tentu mempunyai rasio kematian.

Jenis-jenis
Ada 4 jenis antraks yaitu :
antraks kulit.
antraks pada saluran pencernaan.
antraks pada paru-paru.
antraks meningitis.

Antraks di Indonesia
Artikel utama: Antraks di Indonesia

Di Indonesia, antraks pertama kali ditemukan di Teluk Betung Propinsi Lampung pada tahun 1884. Pada tahun 1885 dilaporkan terjadi antraks di Buleleng (Bali), Rawas (Palembang) dan Lampung. Pada tahun 1886 antraks dilaporkan terjadi di daerah Banten, Padang, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Departemen Pertanian menyebutkan bahwa daerah endemik antraks di Indonesia meliputi 11 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, Sulawesi Tenggara, dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

PROBLEM SOLVING OLEH CLINIC PSM Group "MEDTECINDO" :
1. Pada hewan, vaksinasi secara berkala dengan Vaksin yang dikeluarkan oleh CIVAS
Anthrax stadium awal pada kuda dan sapi dapat diobati dengan procain penicilin G dilarutkan dalam air suling steril dengan dosis untuk hewan besar : 6.000 – 20.000 IU/kg berat badan, IM setiap hari. Streptomycin sebanyak 10 gram (untuk hewan besar seberat 400 – 600 kg) setiap hari yang diberikan dalam dua dosis secara intramuskuler dianggap lebih efektif dari penicillin. Antibiotika lain yang dapat dipakai antara lain: chloramphanicol, erythromycin, atau sulfonamine (sulfamethazine, sulfanilamide, sulfapyridine, sulfathiazol), tetapi obat-obat tersebut kurang ampuh dibandingkan dari penicillin atau tetracycline.
Penisilin merupakan obat antibiotika yang paling ampuh untuk penderita antraks yang alami dan jarang resisten. Pengobatan penderita/tersangka antraks, tergantung dari tipe atau gejala klinisnya yaitu dilakukan penyuntikan antiserum dengan dosis kuratif, dapat juga dikombinasikan dengan pemberian antibiotika (penicillin atau tetracycline).
2. Pada manusia, pengobatan dan terapi dapat dilakukan dengan
Semua jenis penyakit anthrax dapat dicegah dan diterapi dengan antibiotik. Orang yang terpapar anthrax dapat diberikan antibiotik minum, biasanya amoksisilin, ciprofloxacin atau doksisiklin.
(Red. pc27)

***** BUSINESS GREETINGS *****

Company [Enterprise] <Perseroan> {NRi PSM Group international}
General Supplier and Contractor
SK.MENKEH & HAM RI AHU-0052706-AH.01.15 Tahun 2019
SK.MENKEH & HAM RI C-484.HT.03.01-th.03-INFINITY.SK.PSPN 2099/ORG/PEN/13.
SIUP : 503/10764.4/436.6.11/2013-INFINITY
NIB 9120207751094

Foundation [Yayasan] PETUAH ORANG TUA PEDULI IDE
Education, Social and Health Foundation
Acting Prosecutor Prof.DR.Dr.Hc.KH.Abdul Rasyid,S.H.,M.Hum.,MM.,PhD
Ref.RM.79318728 Ref.RM.SD002801
Notary Deed Herman Soesilo, S.H.
SK. MENKEH dan HAM RI
No. C-1815.HT.03.01-Th.2002.Tanggal 08 November 2002
SK. Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor : 502-XVII-2006. Tanggal 18 Desember 2006
Tanggal 1 Agustus 2013. Nomor. 4

Institution [Lembaga] PERKUMPULAN PEMUDA PEDULI IDE
Contractor and Consultant
Yang Berhubungan dengan Industri (YBDI)
Notary Deed Dadang Koesboediwitjaksono, S.H.
SK. MENKEH dan HAM RI
No. C-484.HT.03.01 – Th. 2003
Tanggal 21 Februari 2008. Nomor. 5

NPWP:72.743.537.2-615.000
banner